Jakarta – Papuapatrolie-news.com, Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (APTIKNAS) menyatakan komitmennya terhadap transformasi digital dan pembangunan berkelanjutan melalui partisipasinya dalam ajang Solartech Indonesia 2025, pameran dagang terbesar di kawasan ASEAN yang khusus mengangkat tema tenaga surya fotovoltaik dan penyimpanan energi. Acara bergengsi ini berlangsung pada 23–25 April 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, dan menghadirkan lebih dari 1.000 perusahaan global terkemuka.
Pameran ini diselenggarakan oleh PT GEM Indonesia dan didukung berbagai institusi strategis, termasuk Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, Direktorat Jenderal EBTKE, BKPM, ILMATE, serta sejumlah asosiasi industri seperti APAMSI, ALINDO, APERLINDO, AESI, dan NBRI. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta turut memberikan dukungan, yang diwakili oleh Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM, Ir. Elisabeth Ratu Rante Allo, MM.
Presiden Direktur PT GEM Indonesia, Baki Lee, menyampaikan bahwa Solartech Indonesia 2025 diperkirakan akan menarik lebih dari 35.000 pengunjung. “Pameran ini menjadi wadah strategis bagi pelaku industri untuk membangun jejaring, bertukar pengetahuan, dan menjajaki peluang kolaborasi dalam bidang energi terbarukan,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum APTIKNAS, Ir. Soegiharto Santoso, SH, didampingi Sekjen Fanky Christian dan Ketua Komtap Kegiatan Yolanda Roring, menyatakan bahwa kegiatan expo ini sangat relevan dengan bidang usaha para anggota APTIKNAS. “Kami mengapresiasi ajang ini karena sangat terkait dengan sektor TIK yang menjadi fokus utama kami, khususnya dalam mewujudkan visi APTIKNAS Smart Nation,” tutur Soegiharto.
Ia menjelaskan, APTIKNAS terus menyosialisasikan transformasi digital melalui dua pondasi utama—Digital Talent dan Digital Leadership—serta enam pilar: Smart City, Artificial Intelligence, Cloud Computing, Cybersecurity, Blockchain, dan Hardware. APTIKNAS juga telah mendirikan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) SDM TIK yang berlisensi BNSP RI, sebagai bentuk komitmen dalam peningkatan kompetensi SDM TIK nasional.
Lebih lanjut, APTIKNAS saat ini menginisiasi program nasional pelatihan Artificial Intelligence (AI) untuk 100.000 UMKM di 20 kota besar sepanjang 2025–2026. “Tujuannya agar pelaku UMKM di Indonesia dapat memanfaatkan AI demi meningkatkan daya saing di pasar digital,” jelas Soegiharto, yang juga dikenal sebagai Penasihat FORMAS, Sekjen PERATIN, Waketum SPRI, serta Ketua Dewan Pengarah LSP Pers Indonesia.
Soegiharto juga menekankan pentingnya kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam pengembangan industri lokal. “APTIKNAS mendukung TKDN sebagai kebijakan pro-pertumbuhan, bukan proteksi semata. Justru, ini menjadi pendorong investasi asing untuk membangun kapasitas industri nasional,” tegasnya. Ia menyarankan agar pemerintah memperkuat data dampak positif TKDN, termasuk peningkatan investasi, penyerapan tenaga kerja, dan ekspor produk TIK lokal.
APTIKNAS menyatakan bahwa pameran seperti Solartech Indonesia 2025 memainkan peran penting dalam mendorong tercapainya target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. “Melalui partisipasi aktif di ajang ini, kami turut mendorong implementasi solusi teknologi untuk Smart City, Smart Home, hingga Smart Village,” imbuhnya.
Indonesia saat ini berada di jalur yang menjanjikan untuk menjadi pasar utama tenaga surya PV di kawasan ASEAN. Data Kementerian ESDM mencatat, hampir seluruh alokasi tenaga surya atap 2024 sebesar 901 MW telah dimanfaatkan. Angka ini akan naik menjadi 1.004 MW pada 2025 dan mencapai 1.593 MW di 2028. Selain itu, potensi PV terapung di 259 bendungan di Indonesia berkapasitas hingga 14,7 GW menjadi peluang besar bagi pengembangan energi hijau.
Dengan latar belakang potensi tersebut, ajang ini diharapkan mendorong kolaborasi lintas sektor dalam pengembangan inovasi teknologi energi terbarukan. APTIKNAS pun menegaskan komitmennya untuk terus bersinergi dan berkontribusi dalam mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis teknologi informasi dan komunikasi. (Red)