Surabaya — Papuapatrolie-news.com, Kamis 24 April 2025, Institut Molekul Indonesia (IMI) secara resmi meluncurkan divisi baru bertajuk Indonesia Stroke Recovery Initiation atau disingkat IStRI, sebagai bentuk inovasi dalam dunia medis untuk mendampingi proses pemulihan pasien stroke di Indonesia. Peresmian sekaligus peluncuran program perdana dilakukan di RAHO Premier Darmo Hill, Surabaya.
Divisi ini hadir dengan pendekatan holistik yang memadukan teknologi mutakhir berupa nanobubble therapy serta pendekatan medis dan psikososial yang menyeluruh. Dalam program 10 minggu yang telah dirancang, pasien stroke akan mendapat pendampingan dari tim profesional yang terdiri atas dokter, terapis, peneliti, dan pendamping pasien.
“Pemulihan stroke bukan hanya soal mengatasi gejala fisik, tetapi menyentuh aspek emosional dan sosial. Kami ingin pasien pulih sebagai manusia utuh,” ujar dr. Aditya Tri Hernowo, Ph.D., pendiri IStRI sekaligus peneliti utama di IMI.
Menurutnya, teknologi nanobubble yang digunakan dalam terapi ini merupakan inovasi berbasis penelitian ilmiah yang bertujuan mempercepat regenerasi jaringan otak dan perbaikan aliran darah yang rusak akibat stroke. Nanobubble adalah gelembung gas berskala nano yang mampu menembus pembuluh darah terkecil, sehingga efektif mengantarkan oksigen dan molekul penting ke jaringan yang mengalami kerusakan.
Teknologi ini merupakan hasil riset panjang yang dipelopori oleh Guru Besar Universitas Brawijaya, Prof. Sutiman Bambang Sumitro, SU., D.Sc. Bersama timnya, beliau mengembangkan konsep terapi nanobubble sebagai alternatif pemulihan untuk berbagai penyakit degeneratif seperti stroke, jantung, dan kanker.
“Divisi ini lahir dari empati terhadap jutaan penyintas stroke di Indonesia. Harapan kami, teknologi ini kelak bisa diterapkan secara luas di seluruh pelosok negeri,” tambah dr. Adit. Ia juga berharap terapi ini dapat terintegrasi dalam sistem layanan kesehatan nasional seperti JKN dan BPJS.
Untuk mendukung penelitian dan pengembangan teknologi nanobubble, dibentuklah RAHO Club, komunitas yang kini telah beranggotakan lebih dari 15 ribu orang dari berbagai latar belakang, termasuk pengusaha, anggota DPR, TNI/Polri, jurnalis, hingga praktisi medis. Klub ini juga menyediakan naracoba serta pembiayaan riset untuk mendukung kerja para peneliti IMI.
Salah satu tokoh sentral dalam pengembangan RAHO Club adalah Kan Eddy, seorang pengusaha properti yang pernah mengalami stroke dan sembuh dalam waktu singkat melalui terapi infus nanobubble. Pengalaman tersebut mendorongnya untuk membesarkan gerakan ini bersama IMI.
Di akhir wawancara, dr. Adit menyampaikan pesan penuh harapan: “Untuk para penyintas stroke, jangan kehilangan harapan. Kalian tidak sendirian. Kami di sini untuk mendampingi setiap langkah pemulihan kalian.”
Peluncuran IStRI menjadi babak baru dalam ikhtiar panjang dunia medis Indonesia dalam menangani stroke secara lebih efektif, manusiawi, dan berkelanjutan.
Reporter: Kohteir