Nabire – Papuapatrolie-news.com, Kapolres Nabire, AKBP Samuel Tatiratu, S.I.K., mengungkapkan kronologi lengkap insiden kericuhan yang terjadi saat acara ibadah tradisi bakar batu yang digelar oleh Bupati Kabupaten Puncak Elvis Tabuni dan Wakil Bupati Naftali Akwal di depan Gereja Kalisusu, Rabu (26/3/2025).
Menurut Kapolres, acara yang dimulai pukul 08.00 WIT awalnya berlangsung lancar dengan dihadiri ribuan orang. Namun, situasi berubah ketika sejumlah pemuda yang berada di bawah pengaruh alkohol memicu aksi saling lempar.
“Tidak ada kaitan dengan politik atau Pilkada. Ini murni ulah pemuda yang mabuk,” tegas AKBP Samuel Tatiratu dalam konferensi pers.
Untuk mengendalikan situasi, sebanyak 296 personel gabungan dari Polres Nabire, Brimob, Polsek, dan Bhabinsa dikerahkan guna memisahkan massa yang bertikai.
“Saya langsung turun ke lokasi bersama Wakapolres dan Brimob. Mantan Pj Bupati Puncak Nenu Tabuni serta anggota DPRK juga turut membantu mendamaikan pihak yang terlibat,” jelasnya.
Situasi berhasil dikendalikan pada pukul 18.30 WIT setelah kedua kelompok sepakat berdamai dan berjabat tangan di depan gereja.
Kapolres juga menyoroti kurangnya koordinasi panitia dengan pihak kepolisian terkait acara ini.
“Tidak ada izin yang dikeluarkan karena pemberitahuan yang mendadak. Panitia dan Pemda Puncak harus bertanggung jawab atas kerusakan kendaraan yang terkena lemparan batu,” ujar Kapolres.
Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pendataan terhadap kendaraan yang mengalami kerusakan serta korban luka akibat insiden tersebut.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Puncak melalui Bupati Elvis Tabuni menyatakan kesiapannya untuk menanggung ganti rugi kendaraan yang rusak serta biaya pengobatan korban luka. Kapolres memastikan bahwa situasi kini telah kembali normal dan massa telah sepenuhnya bubar. (Red)