Nabire –Papuapatrolie-news.com, Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Nabire mengambil langkah tegas dan strategis pasca terbongkarnya kasus penyelundupan narkoba yang melibatkan tiga warga binaan. Kepala Lapas Nabire, I Made Supartana, menyatakan bahwa peristiwa tersebut menjadi momentum penting untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem keamanan dan pembinaan di dalam lapas.
“Ini adalah dinamika yang harus menjadi perhatian serius. Kami telah melakukan penggeledahan rutin dan tindakan insidentil untuk menjaga integritas lingkungan lapas,” ujar Supartana kepada awak media di Nabire, Selasa (22/4/2025).
Salah satu fokus utama dalam peningkatan keamanan adalah pembenahan infrastruktur fisik. Supartana mengungkapkan bahwa hingga kini masih terdapat bagian tembok keliling Lapas Nabire yang belum dibeton, sehingga berpotensi menjadi celah penyelundupan. Saat ini, pihaknya tengah melakukan evaluasi teknis untuk memperkuat sistem keamanan fisik tersebut.
Langkah lainnya adalah pelaksanaan tes urin rutin setiap dua minggu sebagai deteksi dini terhadap penyalahgunaan narkoba. Pemeriksaan dilakukan secara acak terhadap petugas maupun narapidana, menyesuaikan dengan ketersediaan alat pemeriksaan.
“Kami ingin menciptakan lingkungan yang rehabilitatif, bukan sekadar menahan narapidana, tapi membentuk mereka menjadi pribadi yang lebih baik,” tegasnya.
Sebagai langkah pencegahan masuknya barang-barang terlarang, Lapas Nabire kini memperketat aturan pengiriman barang. Seluruh bentuk pengiriman paket dari luar ditolak. Hanya barang titipan dari keluarga yang dibawa langsung dan melewati pemeriksaan ketat yang diizinkan masuk.
Meski berada dalam pengawasan yang lebih ketat, kegiatan pembinaan tetap berjalan normal. Para warga binaan aktif mengikuti pelatihan keterampilan seperti bengkel kendaraan, jasa cuci mobil, pertanian dan perkebunan, pengelasan, hingga merajut tas noken. Hasil pelatihan pertanian bahkan telah disalurkan kepada keluarga warga binaan sebagai bentuk pembinaan produktif yang berdampak sosial.
Di bidang pendidikan, Lapas Nabire juga menunjukkan komitmen tinggi. Tahun lalu, mereka bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan PKBM Mekarsari dalam program pengentasan buta aksara. Tahun ini, program Kejar Paket A, B, dan C kembali dilaksanakan sebagai bagian dari upaya rehabilitasi sosial dan mental warga binaan.
“Kami ingin mereka keluar dari sini bukan hanya bebas secara hukum, tapi juga siap menghadapi kehidupan dengan pengetahuan dan keterampilan,” ujar Supartana.
Menutup pernyataannya, Supartana mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut bersinergi dalam memerangi peredaran narkoba di dalam lapas.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri. Perlu kerja sama semua pihak agar Lapas Nabire benar-benar bersih dari narkoba dan menjadi tempat pembinaan yang sesungguhnya,” pungkasnya (Red)